Ritual Sejit Dewi Thian Shang Shen Mu di Klenteng Caow Eng Bio, Tradisi Suci yang Menyatukan Umat
Buletindewata.id, Badung - Setiap tahun, umat Konghucu dari berbagai daerah berkumpul di Klenteng Caow Eng Bio, Tanjung Benoa, Bali, untuk memperingati Sejit atau ulang tahun Dewi Thian Shang Shen Mu, yang lebih dikenal sebagai Dewi Ma Zu. Ritual yang berlangsung selama 3 hari, dari 20 hingga 22 April 2025, ini bukan hanya sekadar perayaan keagamaan, tetapi juga bagian dari warisan budaya yang mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat Tionghoa di Bali.
Dalam kepercayaan Taoisme, Dewi Ma Zu adalah dewi laut yang dipercaya memiliki kekuatan luar biasa untuk melindungi para pelaut dan nelayan dari bahaya di samudra. Sosoknya begitu dihormati oleh umat Konghucu dan Taoisme, terutama oleh komunitas pesisir yang bergantung pada laut sebagai sumber kehidupan mereka.
Sebagai dewi penjaga keselamatan, Ma Zu dipercaya dapat memberikan berkah, perlindungan, serta keselamatan bagi mereka yang berlayar dan mencari nafkah di lautan. Oleh karena itu, setiap tahun, ratusan umat dari Bali dan luar Bali datang ke Klenteng Caow Eng Bio untuk bersembahyang dan memohon perlindungan, keselamatan, serta keberkahan dalam hidup mereka.
Peringatan Sejit Dewi Ma Zu di Klenteng Caow Eng Bio berlangsung selama tiga hari, diisi dengan berbagai kegiatan sakral dan sosial. Prosesi utamanya melibatkan sembahyang dan penghormatan kepada Dewi Ma Zu, di mana umat datang dengan membawa berbagai persembahan seperti buah-buahan, kue khas, dupa, dan berbagai sesaji lainnya. Persembahan ini bukan hanya bentuk rasa syukur, tetapi juga ungkapan penghormatan kepada sang dewi.
Selain ritual utama, acara ini juga dihadiri oleh tokoh agama dan masyarakat yang turut berpartisipasi dalam doa bersama serta kegiatan sosial. Salah satu bagian yang selalu dinanti adalah bakti sosial, termasuk pengobatan gratis untuk masyarakat sekitar. Kegiatan ini menjadi simbol kepedulian dan kerukunan antarumat beragama, menunjukkan bahwa ajaran Dewi Ma Zu tidak hanya mengenai perlindungan di laut tetapi juga tentang berbagi dan membantu sesama.
Keberadaan Klenteng Caow Eng Bio tidak terpisahkan dari sejarah panjang peradaban Tionghoa di Bali. Berlokasi di Jalan Segara Ening, Tanjung Benoa, klenteng ini sudah ada sejak tahun 1548, pada masa Kerajaan Badung, menjadikannya klenteng tertua di Bali dan salah satu klenteng tertua ke-5 di Indonesia.
Sebagai pusat keagamaan bagi umat Konghucu dan Taoisme, klenteng ini bukan hanya menjadi tempat beribadah tetapi juga simbol persaudaraan dan warisan budaya yang masih lestari hingga saat ini. Banyak umat datang ke sini untuk melakukan doa, memohon perlindungan, serta mengikuti berbagai perayaan besar seperti Sejit Dewi Ma Zu.
Selain prosesi sembahyang dan doa, perayaan Sejit Dewi Ma Zu di Klenteng Caow Eng Bio juga dimeriahkan dengan berbagai kesenian tradisional Tionghoa, seperti tarian naga dan barongsai.
Tarian naga dan barongsai bukan sekadar hiburan, tetapi memiliki makna spiritual dalam kebudayaan Tionghoa. Naga dipercaya sebagai simbol kekuatan dan keberuntungan, sementara barongsai melambangkan keberanian dan perlindungan dari energi negatif. Pertunjukan ini menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Sejit, menambah semarak sekaligus menguatkan nilai-nilai budaya Tionghoa di Bali.
Di tengah arus modernisasi, menjaga tradisi seperti Sejit Dewi Ma Zu adalah upaya untuk tetap mempertahankan akar budaya dan spiritualitas yang telah diwariskan secara turun-temurun. Ketua Klenteng Caow Eng Bio, I Made Juanda Aditya, menekankan bahwa ritual yang diisi dengam kegiatan bakti sosial berupa pengobatan gratis kali ini tidak hanya menjadi bagian dari kepercayaan umat, tetapi juga simbol kerukunan antaragama dan harmoni sosial di Bali.
"Adapun kegitan yang kita lakukan selama Seijit Thian Shang Shen Mu adalah melakukan baksos di sekitaran lingkungan Tanjung Benoa, karena seluruh umat di Tanjung Benoa merupakan umat kita juga walaupun beda etnis jadi tetap kita layani dengan baik dan sama statusnya", ungkapnya.
Dengan semakin berkembangnya zaman, tantangan dalam menjaga nilai-nilai tradisional semakin besar. Namun, dengan masih berlangsungnya perayaan seperti Sejit Dewi Ma Zu, harapan untuk menjaga budaya tetap hidup semakin kuat.(blt)
Posting Komentar untuk "Ritual Sejit Dewi Thian Shang Shen Mu di Klenteng Caow Eng Bio, Tradisi Suci yang Menyatukan Umat"