Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Keindahan Multikultural di Bandara Ngurah Rai, Perayaan Paskah, Galungan, dan Kuningan dalam Balutan Budaya Bali

 

Keindahan Multikultural di Bandara I Gusti Ngurah Rai: Perayaan Paskah, Galungan, dan Kuningan dalam Balutan Budaya Bali

Buletindewata.id, Badung - Bandara I Gusti Ngurah Rai kembali menghadirkan pengalaman unik bagi para pelancong dengan perayaan tiga hari raya keagamaan secara bersamaan Paskah, Galungan, dan Kuningan dalam kemegahan seni dan budaya Bali. Inisiatif ini tidak hanya mencerminkan semangat Unity in Diversity, tetapi juga memperkuat citra Bali sebagai destinasi yang menghargai keberagaman dan kearifan lokal.  

Sebagai pintu gerbang utama Pulau Dewata, Bandara I Gusti Ngurah Rai menghidupkan suasana keberagaman dengan instalasi dekorasi yang memukau. Pengunjung bandara disambut oleh telur Paskah raksasa yang dihiasi ukiran khas Bali, menghadirkan perpaduan antara keindahan budaya Nusantara dan makna spiritual. Tak hanya itu, dekorasi penjor dan gebogan turut menghiasi area bandara, menciptakan nuansa Galungan dan Kuningan yang penuh semangat dan kemenangan dharma melawan adharma.  

Di terminal kedatangan domestik, ikon budaya Bali setinggi 12 meter menjadi pusat perhatian. Simbol ini tidak sekadar dekorasi, tetapi juga mengandung filosofi mendalam tentang keseimbangan dan kesejahteraan dalam kehidupan. Kehadiran elemen budaya ini memberi kesan hangat bagi para wisatawan, baik yang datang maupun yang berangkat.  

Tak sekadar dekorasi, kemeriahan di Bandara I Gusti Ngurah Rai juga ditandai dengan pertunjukan seni yang membangkitkan suasana perayaan. Paduan suara berbusana adat Bali membawakan lagu-lagu bertema rohani pada Jumat (18/4), mempersembahkan harmoni indah bagi para pengunjung.  

Keesokan harinya, parade gebogan dan pagelaran tari tradisional Bali memperkuat atmosfer budaya di terminal domestik dan internasional. Rangkaian acara ini memberikan pengalaman tak terlupakan bagi wisatawan yang tiba dan berangkat dari Bali. Sebagai puncaknya, tradisi Ngelawang yang melibatkan pertunjukan Barong diadakan pada 4 Mei 2025, menjadikan festival ini semakin lengkap dan bermakna.  

Dalam mendukung konsep _Eco Airport_ dan pariwisata berkelanjutan, seluruh instalasi dekorasi perayaan di Bandara I Gusti Ngurah Rai dibuat dari bahan alami seperti anyaman bambu dan daun lontar. Langkah ini diambil untuk mengurangi penggunaan plastik dan material lain yang sulit didaur ulang, sejalan dengan upaya pelestarian lingkungan.  

Menurut General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai, Ahmad Syaugi Shahab, pendekatan ini merupakan bagian dari strategi customer-oriented, yang tidak hanya menghadirkan estetika dan pengalaman unik bagi wisatawan, tetapi juga menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan dan budaya lokal.  

"Kami ingin Bandara I Gusti Ngurah Rai menjadi lebih dari sekadar tempat transit; ini adalah beranda yang menyambut dan melepas wisatawan dengan kehangatan khas Bali. Melalui dekorasi dan acara tematik, kami berharap dapat memberikan kesan mendalam dan pengalaman berkesan bagi para pengguna jasa bandara," ujar Syaugi.  

Melalui perpaduan antara perayaan keagamaan, seni budaya, dan kepedulian terhadap lingkungan, Bandara I Gusti Ngurah Rai telah menjelma menjadi simbol keharmonisan yang mencerminkan nilai-nilai persatuan dalam keberagaman.(blt) 

Posting Komentar untuk "Keindahan Multikultural di Bandara Ngurah Rai, Perayaan Paskah, Galungan, dan Kuningan dalam Balutan Budaya Bali "