TKMPN di Bali, Menaker Yassierli Paparkan Tantangan dan Strategi Tingkatkan Peluang Kerja dan Kualitas Tenaga Kerja Indonesia
Buletindewata.id, Badung - Produktivitas sumber daya manusia (SDM) pekerja di Indonesia masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Kondisi ini menjadi tantangan serius yang memerlukan perhatian khusus untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja agar lebih sesuai dengan kebutuhan industri yang terus berkembang.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Kemnaker RI), Yassierli, saat membuka Temu Karya Mutu dan Produktivitas Nasional (TKMPN) XXVIII atau National Quality and Productivity Convention (NQPC) di Badung, Selasa (3/12) malam. Dalam acara tersebut, Yassierli menekankan pentingnya membangun generasi emas melalui peningkatan produktivitas tenaga kerja.
Menurut Yassierli, inovasi dan produktivitas adalah kunci untuk keluar dari perangkap pendapatan menengah (middle income trap). “Kita memang perlu melakukan sesuatu yang luar biasa dalam konteks inovasi dan produktivitas untuk bisa keluar dari middle income trap. Kita punya tantangan terkait kualitas SDM pekerja kita yang masih belum memuaskan. Data terkait capital index, tingkat produktivitas, dan proporsi pendidikan tenaga kerja kita saat ini masih perlu ditingkatkan. Dengan mengundang pembicara dari Thailand dan Malaysia, kita bisa melihat bahwa Indonesia berjuang untuk meningkatkan produktivitas,” jelasnya.
Yassierli mengungkapkan bahwa angka produktivitas tenaga kerja di Indonesia masih rendah dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Namun, ia optimis bahwa pada tahun 2045, Indonesia akan mencapai apa yang disebut sebagai Indonesia Emas. “Ini adalah sebuah cita-cita besar dan kita berjuang untuk mencapainya,” tambahnya.
Lebih lanjut, Yassierli menjelaskan bahwa Kementerian Ketenagakerjaan sedang berupaya membuat terobosan dan strategi untuk menghadapi tantangan di masa depan dengan melihat kondisi saat ini. “Inovasi dan produktivitas akan menjadi tema besar kita. Peningkatan kompetensi tenaga kerja adalah core bisnis kami di Kementerian Ketenagakerjaan. Kita punya PR besar terkait potensi mismatch antara kebutuhan industri dan supply tenaga kerja. Kita membutuhkan kurikulum dan sertifikasi vokasi yang relevan,” ujarnya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Kementerian Ketenagakerjaan berencana untuk meningkatkan kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk sektor swasta dan lembaga pendidikan. “Kita harus memastikan bahwa kurikulum pendidikan vokasi kita sesuai dengan kebutuhan industri. Selain itu, sertifikasi kompetensi juga harus ditingkatkan agar tenaga kerja kita memiliki daya saing yang tinggi,” kata Yassierli.
Yassierli juga menekankan pentingnya investasi dalam pelatihan dan pengembangan tenaga kerja. “Kita perlu berinvestasi lebih banyak dalam pelatihan dan pengembangan tenaga kerja. Ini termasuk pelatihan teknis dan non-teknis yang dapat meningkatkan keterampilan dan produktivitas tenaga kerja kita,” jelasnya.
Selain itu, Yassierli mengajak semua pihak untuk berperan aktif dalam meningkatkan kualitas tenaga kerja Indonesia. “Ini adalah tanggung jawab bersama. Pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat harus bekerja sama untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja kita. Hanya dengan kerja sama yang baik, kita bisa mencapai Indonesia Emas pada tahun 2045,” tegasnya.
Dalam upaya meningkatkan produktivitas tenaga kerja, Kementerian Ketenagakerjaan juga berfokus pada peningkatan kesejahteraan pekerja. “Kesejahteraan pekerja adalah faktor penting dalam meningkatkan produktivitas. Kita harus memastikan bahwa pekerja kita mendapatkan upah yang layak dan kondisi kerja yang baik,” kata Yassierli.
Yassierli juga menyoroti pentingnya teknologi dalam meningkatkan produktivitas tenaga kerja. “Teknologi memainkan peran penting dalam meningkatkan produktivitas. Kita harus mendorong adopsi teknologi di berbagai sektor industri untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas,” ujarnya.
Untuk itu, Kementerian Ketenagakerjaan akan terus mendorong inovasi dan penggunaan teknologi di tempat kerja. “Kita akan terus mendorong inovasi dan penggunaan teknologi di tempat kerja. Ini termasuk penggunaan teknologi digital dan otomatisasi yang dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas,” jelas Yassierli.
Yassierli juga mengajak para pemangku kepentingan untuk terus berinovasi dan mencari solusi kreatif dalam menghadapi tantangan ketenagakerjaan. “Kita harus terus berinovasi dan mencari solusi kreatif dalam menghadapi tantangan ketenagakerjaan. Ini termasuk mencari cara baru untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas tenaga kerja kita,” katanya.
Dengan berbagai upaya tersebut, Yassierli optimis bahwa Indonesia akan mampu meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan mencapai Indonesia Emas pada tahun 2045. “Saya yakin dengan kerja keras dan kerja sama semua pihak, kita akan mampu meningkatkan produktivitas tenaga kerja kita dan mencapai Indonesia Emas pada tahun 2045,” pungkasnya.
Dengan berbagai langkah inovatif dan kolaboratif, diharapkan Indonesia dapat mencapai cita-cita besar menjadi negara dengan tenaga kerja yang produktif dan kompeten. (blt)
Posting Komentar untuk "TKMPN di Bali, Menaker Yassierli Paparkan Tantangan dan Strategi Tingkatkan Peluang Kerja dan Kualitas Tenaga Kerja Indonesia"