Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kemenpora RI Kembangkan Olahraga Disabilitas Wujudkan Kesetaraan dan Pemberdayaan

Kemenpora RI Kembangkan Olahraga Disabilitas Wujudkan Kesetaraan dan Pemberdayaan


Buletindewata.id, Badung - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI menunjukkan komitmen kuat dalam mengembangkan olahraga disabilitas di Bali, dengan mengedepankan prinsip kesetaraan dan pemberdayaan bagi penyandang disabilitas. Komitmen ini disampaikan dalam acara Talkshow yang dibuka secara resmi oleh Asisten Deputi Olahraga Penyandang Disabilitas Kemenpora, Ibnu Hasan, di Ballroom Hotel Infinity 8, Jalan Bypass Ngurah Rai Nomor 88 A, Kabupaten Badung, pada Kamis, 19 Desember 2024.

Talkshow ini mengangkat tema “Ramah Disabilitas adalah Tanggung Jawab Pemerintah dan Seluruh Lapisan Masyarakat” dan menghadirkan narasumber yang kompeten di bidangnya. Narasumber tersebut meliputi Tenaga Ahli Menteri Kemenpora, Ambarita Damanik; Ketua Umum Perkumpulan Penyandang Disabilitas, Norman Yulian; Analis Kebijakan Ahli Muda Asisten Deputi Olahraga Penyandang Disabilitas, Irul Trishima Atias; serta Asisten Deputi Olahraga Penyandang Disabilitas Kemenpora, Ibnu Hasan.

Pentingnya Sikap Unggul dalam Menangani Penyandang Disabilitas

Dalam sambutannya, Ibnu Hasan menekankan pentingnya sikap unggul dalam menangani penyandang disabilitas. Menurutnya, menangani penyandang disabilitas membutuhkan lebih dari sekadar kemampuan teknis; sangat dibutuhkan kepribadian, empati, dan sikap yang di atas rata-rata. “Dalam menangani penyandang disabilitas membutuhkan lebih dari sekadar kemampuan teknis, sangat dibutuhkan kepribadian, empati, dan sikap yang di atas rata-rata,” tutur Ibnu Hasan.

Lingkungan yang Ramah Disabilitas

Senada dengan Ibnu Hasan, Tenaga Ahli Menteri Kemenpora, Ambarita Damanik, juga menekankan pentingnya menciptakan lingkungan yang ramah bagi penyandang disabilitas. Menurutnya, fasilitas inklusif, kebijakan yang mendukung, dan sikap yang menghargai keberagaman adalah kunci utama untuk mewujudkan hal tersebut. Bahkan, diakui bahwa guru-guru di Sekolah Luar Biasa (SLB) selalu menjadi inspirasi karena kesabaran dan dedikasi mereka. Meski menghadapi berbagai keterbatasan siswa, mereka tetap mampu memberikan kasih sayang yang sama tanpa membedakan satu dengan lainnya. “Guru-guru SLB adalah teladan dalam kesabaran dan kasih sayang, selalu memperlakukan siswa dengan penuh cinta dan tanpa diskriminasi,” terang Ambarita Damanik.

Peran Guru SLB dalam Menciptakan Lingkungan Inklusif

Guru-guru di Sekolah Luar Biasa (SLB) selalu menjadi inspirasi karena kesabaran dan dedikasi mereka. Meski menghadapi berbagai keterbatasan siswa, mereka tetap mampu memberikan kasih sayang yang sama tanpa membedakan satu dengan lainnya. “Guru-guru SLB adalah teladan dalam kesabaran dan kasih sayang, selalu memperlakukan siswa dengan penuh cinta dan tanpa diskriminasi,” ungkap Ambarita Damanik.

Implementasi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas

Ketua Umum Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI), Norman Yulian, menekankan pentingnya implementasi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas. “Undang-Undang tersebut menjadi landasan hukum dalam menjamin hak-hak penyandang disabilitas di Indonesia, mencakup hak atas pendidikan, pekerjaan, kesehatan, aksesibilitas, dan partisipasi dalam masyarakat secara setara,” paparnya. Norman Yulian juga menekankan bahwa Undang-Undang tersebut menjadi tanggung jawab pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta dalam menciptakan lingkungan yang inklusif, sehingga penyandang disabilitas dapat hidup mandiri dan berkontribusi secara aktif dalam berbagai aspek kehidupan.

Tantangan Implementasi di Tingkat Daerah

Namun, Norman Yulian juga mengakui bahwa tantangan utama yang masih dihadapi adalah implementasi kebijakan ini di tingkat daerah. “Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 dianggap sebagai tonggak penting dalam perjuangan kesetaraan hak bagi penyandang disabilitas. Namun, tantangan utama yang masih dihadapi adalah implementasi kebijakan ini di tingkat daerah,” pungkasnya.

Kemenpora RI berkomitmen untuk terus mengembangkan olahraga disabilitas di Bali dan seluruh Indonesia. Dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan para pendidik, diharapkan penyandang disabilitas dapat merasakan kesetaraan dan pemberdayaan yang sesungguhnya. Melalui acara-acara seperti Talkshow ini, Kemenpora berharap dapat meningkatkan kesadaran dan partisipasi semua pihak dalam menciptakan lingkungan yang inklusif dan ramah disabilitas.

Dengan demikian, komitmen Kemenpora RI dalam mengembangkan olahraga disabilitas di Bali merupakan langkah nyata dalam mewujudkan kesetaraan dan pemberdayaan bagi penyandang disabilitas. Dukungan dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan ramah disabilitas, sehingga penyandang disabilitas dapat merasakan kesetaraan dan pemberdayaan yang sesungguhnya. (blt)

Posting Komentar untuk "Kemenpora RI Kembangkan Olahraga Disabilitas Wujudkan Kesetaraan dan Pemberdayaan"