Pujawali di Pura Dalem Sakenan, Harmoni Spiritual di Hari Suci Kuningan
Buletindewata.id, Denpasar - Rangkaian Pujawali di Pura Dalem Sakenan, Desa Adat Serangan, telah dimulai pada Kamis, 3 Oktober 2024. Acara ini diawali dengan kegiatan mareresik atau bersih-bersih, ngiyas, dan mamenjor. Kegiatan ini bertujuan untuk mempersiapkan pura agar siap menyambut rangkaian upacara yang akan dilaksanakan. Pada Jumat, 4 Oktober 2024, dilaksanakan prosesi Ngelungan Ida Bhatara ke Pura Pesamuhan Agung, yang merupakan bagian penting dari rangkaian upacara ini.
Puncak Pujawali dilaksanakan pada hari ini, Sabtu (5/10), bertepatan dengan Hari Suci Kuningan. Hari Suci Kuningan adalah hari yang sangat sakral bagi umat Hindu di Bali, di mana mereka mempersembahkan doa dan sesaji kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa untuk memohon keselamatan dan kesejahteraan. Pada hari ini, seluruh pemedek berkumpul di Pura Dalem Sakenan untuk melaksanakan persembahyangan bersama, menciptakan suasana yang penuh dengan rasa syukur dan kebersamaan.
Setelah puncak Pujawali, rangkaian acara dilanjutkan dengan bhakti penganyar yang dilaksanakan secara berturut-turut pada 6 dan 7 Oktober 2024. Bhakti penganyar adalah kesempatan bagi masyarakat yang belum sempat tangkil pada hari puncak untuk melaksanakan persembahyangan. Upacara Penyineban, yang merupakan penutupan rangkaian Pujawali, akan dilaksanakan pada Selasa, 8 Oktober 2024. Upacara ini menandai berakhirnya rangkaian Pujawali dan kembalinya Ida Bhatara ke tempatnya semula.
Untuk mengantisipasi membludaknya pemedek yang tangkil, pihak panitia mengimbau agar masyarakat yang hendak tangkil dapat memanfaatkan waktu bhakti penganyar. Selama tiga hari Ida Bhatara Nyejer, masyarakat dapat melaksanakan persembahyangan pujawali dengan lebih leluasa. Selain itu, panitia juga telah menyiapkan dua titik sebagai kantong parkir untuk mengantisipasi krodit lalu lintas. Kedua titik tersebut adalah Parkir di Kawasan Pura Dalem Sakenan dan Parkir di Kawasan Lapangan I Wayan Bulit Serangan.
Pujawali di Pura Dalem Sakenan memiliki makna yang sangat mendalam bagi masyarakat Hindu di Bali. Upacara ini merupakan wujud sradha bhakti umat kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa untuk menciptakan kerahayuan jagat. Melalui pelaksanaan Pujawali, diharapkan masyarakat dapat menjaga keharmonisan antara parahyangan (hubungan manusia dengan Tuhan), palemahan (hubungan manusia dengan lingkungan), dan pawongan (hubungan manusia dengan sesama manusia) sebagai implementasi dari Tri Hita Karana.
Rangkaian Pujawali ini juga dihadiri oleh berbagai pejabat dan tokoh masyarakat. Kehadiran mereka menambah khidmat suasana persembahyangan. Pjs. Walikota Denpasar, I Dewa Gede Mahendra Putra, bersama Sekda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana, dan Anggota DPRD Kota Denpasar, I Wayan Suadi Putra, turut hadir dalam acara ini. Selain itu, Panglingsir Puri Kesiman, AA Ngurah Gede Kusuma Wardana, Ketua DWP Kota Denpasar, Ny. Widnyani Wiradana, serta pimpinan OPD juga hadir untuk melaksanakan persembahyangan bersama masyarakat.
Diiringi oleh suara kidung dan gambelan yang merdu, pelaksanaan upakara dimulai dengan sesolahan Tari Topeng Wali. Tari ini diikuti oleh Tari Rejang Dewa yang anggun, dan diakhiri dengan Topeng Sidhakarya yang penuh makna. Setiap tarian dan upacara yang dilaksanakan memiliki makna mendalam yang mengingatkan kita akan pentingnya menjaga keseimbangan dalam kehidupan.
Pura Dalem Sakenan sendiri memiliki peran penting dalam kehidupan spiritual masyarakat Denpasar. Sebagai tempat suci, pura ini menjadi pusat berbagai kegiatan keagamaan dan budaya yang memperkuat ikatan spiritual masyarakat. Setiap enam bulan sekali, pelaksanaan Pujawali di pura ini menjadi momen yang sangat dinantikan oleh masyarakat setempat.
Melalui pelaksanaan Pujawali ini, diharapkan masyarakat dapat terus menjaga dan melestarikan nilai-nilai spiritual dan budaya yang telah diwariskan oleh leluhur. Pjs. Walikota Denpasar, I Dewa Gede Mahendra Putra, berharap agar momentum ini dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus menjaga keharmonisan dan keseimbangan dalam kehidupan sehari-hari.
"Melalui pelaksanaan upacara ini, kita tingkatkan rasa sradha bhakti kita sebagai upaya menjaga harmonisasi antara parahyangan, pawongan, serta palemahan sebagai impelementasi dari ajaran Tri Hita Karana," terang Dewa Mahendra sambil turut menyampaikan selamat Hari Suci Kuningan kepada para umat se-Dharma dimanapun berada.
Persembahyangan Pujawali di Pura Dalem Sakenan pada Hari Suci Kuningan ini bukan hanya sekadar ritual keagamaan, tetapi juga sebuah perwujudan dari nilai-nilai luhur yang mengajarkan kita tentang pentingnya menjaga keharmonisan antara manusia, lingkungan, dan Tuhan. Dengan semangat kebersamaan dan rasa syukur, acara ini menjadi simbol dari kekuatan spiritual dan budaya yang terus hidup dalam masyarakat Denpasar. (blt)
Posting Komentar untuk "Pujawali di Pura Dalem Sakenan, Harmoni Spiritual di Hari Suci Kuningan"