Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Politeknik Pariwisata Bali Gelar Seminar Publikasi Field Project Study 2024, Mengupas Over Tourism di Bali

Politeknik Pariwisata Bali Gelar Seminar Publikasi Field Project Study 2024, Mengupas Over Tourism di Bali


Buletindewata.id, Badung - Politeknik Pariwisata Bali kembali mengadakan Seminar Publikasi Field Project Study (FPS) 2024 dengan tema yang sangat relevan, yaitu “Over Tourism: Potensi atau Ancaman bagi Bali”. Seminar ini diikuti oleh para mahasiswa program studi destinasi pariwisata di kampus setempat dan membahas secara mendalam studi kasus destinasi premier di Bali seperti Canggu, Sanur, dan Ubud. Fokus utama dari seminar ini adalah dampak dari over tourism di daerah-daerah tersebut.

Kegiatan Field Project Study ini melibatkan sebanyak 54 mahasiswa semester 5 yang dibagi dalam tiga kelompok dan tiga lokus, yaitu kawasan Canggu, Sanur, dan Ubud. Sebelum terjun ke lapangan, para mahasiswa telah mendapatkan pembekalan dan penguatan materi serta observasi lapangan selama tiga minggu. Hasil dari penelitian ini kemudian dipublikasikan melalui seminar yang diadakan di kampus Politeknik Pariwisata Bali.

Wakil Direktur III Bidang Kerjasama Mahasiswa dan Alumni Politeknik Pariwisata Bali, Dr. Luh Yusni Wiarti, menyampaikan bahwa melalui kegiatan penelitian secara berkelompok yang menjadi bagian dari program perkuliahan, mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan semua mata kuliah yang telah diperoleh. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk membantu mahasiswa menyelesaikan pendidikan mereka di Politeknik Pariwisata Bali. "Seminar hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan rekomendasi kepada para pemangku kebijakan untuk mengelola over tourism,^ terangnya. disela seminar, Kamis (10/10).


Politeknik Pariwisata Bali Gelar Seminar Publikasi Field Project Study 2024, Mengupas Over Tourism di Bali


Over tourism di Bali telah menjadi perhatian utama bagi banyak pihak. Destinasi seperti Canggu, Sanur, dan Ubud mengalami peningkatan jumlah wisatawan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini membawa dampak positif dan negatif bagi daerah-daerah tersebut.

Di satu sisi, peningkatan jumlah wisatawan dapat meningkatkan pendapatan lokal dan menciptakan lapangan kerja baru. Namun, di sisi lain, over tourism juga dapat menyebabkan kerusakan lingkungan, kemacetan lalu lintas, dan penurunan kualitas hidup bagi penduduk lokal. Oleh karena itu, penting untuk menemukan keseimbangan antara pengembangan pariwisata dan pelestarian lingkungan serta budaya lokal.

Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam seminar ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi yang berguna bagi para pemangku kebijakan. Beberapa rekomendasi yang diusulkan antara lain:

Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan: Mengembangkan pariwisata yang berkelanjutan dengan memperhatikan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi. Hal ini termasuk pengelolaan limbah, konservasi sumber daya alam, dan pelestarian budaya lokal.

Peningkatan Regulasi: Meningkatkan regulasi terkait pariwisata untuk mengontrol jumlah wisatawan yang datang ke Bali. Hal ini dapat dilakukan melalui pembatasan jumlah pengunjung di destinasi tertentu, pengaturan tarif masuk, dan pengawasan ketat terhadap aktivitas pariwisata.

Edukasi Wisatawan: Memberikan edukasi kepada wisatawan tentang pentingnya menjaga lingkungan dan menghormati budaya lokal. Edukasi ini dapat dilakukan melalui kampanye kesadaran, brosur informasi, dan pelatihan bagi pemandu wisata.

Kolaborasi dengan Masyarakat Lokal: Melibatkan masyarakat lokal dalam pengelolaan pariwisata untuk memastikan bahwa mereka mendapatkan manfaat dari pariwisata dan turut serta dalam pelestarian lingkungan dan budaya.

Politeknik Pariwisata Bali terus berkomitmen untuk memberikan kontribusi positif bagi pengembangan pariwisata di Indonesia. Melalui kegiatan penelitian dan seminar seperti ini, diharapkan dapat tercipta pariwisata yang lebih baik dan berkelanjutan di masa depan. (blt)

Posting Komentar untuk "Politeknik Pariwisata Bali Gelar Seminar Publikasi Field Project Study 2024, Mengupas Over Tourism di Bali"