Kolaborasi Hindari Over Tourism dan Atasi Kemacetan di Bali
Buletindewata.id, Badung - Kemacetan lalu lintas yang sering terjadi di Bali merupakan salah satu tanda paling nyata dari dampak over tourism. Untuk mengantisipasi over tourism di Bali, diperlukan kerjasama yang erat antara pemerintah, pelaku industri pariwisata, dan masyarakat lokal guna menciptakan pariwisata yang berkelanjutan.
Over tourism adalah situasi di mana terlalu banyak wisatawan mengunjungi suatu destinasi populer, yang dapat mengurangi kualitas pengalaman wisatawan dan merusak lingkungan setempat.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, dalam sebuah diskusi d Badung - Bali, mengajak semua pihak untuk aktif berbagi pikiran dan bekerja sama dalam mengatasi isu over tourism di Bali. Menurutnya, tanda-tanda akan terjadinya over tourism di Bali harus menjadi perhatian serius agar tidak menimbulkan berbagai masalah, seperti kemacetan lalu lintas, kerusakan lingkungan, dan penurunan kualitas hidup bagi penduduk lokal.
"Over Tourism menjadi isu yang semakin penting untuk dibahas, mengingat dampaknya yang kompleks bagi lingkungan, budaya, dan ekonomi lokal. Saya mengajak semua untuk aktif berbagi pikiran dan berdiakusi secara konstruktif agar memberikam kontribusi nyata bagi perkembangan pariwisata yang berkelanjutan, bermartabat berbasis budaya untuk Bali tercinta", ujarnya.
Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Dinas Pariwisata Bali, Ida Ayu Indah Yustikarini, menyatakan bahwa fenomena kemacetan lalu lintas di Bali tidak semata disebabkan oleh wisatawan, tetapi juga oleh banyaknya pembangunan vila, hotel, restoran, dan kafe akibat kemudahan pengurusan izin secara online. Oleh karena itu, kemudahan izin berusaha sebaiknya dapat lebih dikaji kembali untuk menghindari dampak negatif yang lebih besar.
"Yang perlu kita perhatikan bersama adalah adanya kemudahan perizinan, Online Single Submision (OSS). Jadi mudah sekali untuk membangun villa, atau membangun hotel, membangun fasilitas publik hanya dengan melalui online. Kita harus berpikir secara luas bahwa sebenarnya tidak hanya wisatawan yang menyebabkan kemacetan, tetapi bisa juga karena seharusnya di suatu tempat tidak dibangun fasilitas publik, tetapi akhirnya dibangun", tandasnya.
Dinas Pariwisata Bali mencatat bahwa jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali pada tahun 2019 mencapai 6,3 juta, sementara pada tahun 2023 jumlahnya mencapai 5,3 juta. Meskipun angka ini belum melampaui jumlah kunjungan sebelum pandemi, tanda-tanda over tourism di Bali memang perlu diantisipasi lebih dini.
Untuk mengatasi over tourism dan kemacetan di Bali, beberapa strategi dapat diterapkan:
Pengaturan Jumlah Wisatawan: Membatasi jumlah wisatawan yang dapat mengunjungi destinasi tertentu pada waktu yang sama dapat membantu mengurangi tekanan pada infrastruktur dan lingkungan.
Pengembangan Destinasi Alternatif: Mengembangkan destinasi wisata alternatif di Bali dapat membantu menyebarkan wisatawan ke berbagai lokasi, sehingga tidak terfokus pada satu area saja.
Peningkatan Infrastruktur: Meningkatkan infrastruktur transportasi, seperti jalan raya dan transportasi umum, dapat membantu mengurangi kemacetan lalu lintas.
Edukasi Wisatawan: Mengedukasi wisatawan tentang pentingnya menjaga lingkungan dan menghormati budaya lokal dapat membantu mengurangi dampak negatif dari pariwisata.
Masyarakat lokal juga memiliki peran penting dalam mengatasi over tourism dan kemacetan di Bali. Dengan berpartisipasi aktif dalam pengelolaan pariwisata dan memberikan masukan kepada pemerintah, masyarakat dapat membantu menciptakan pariwisata yang lebih berkelanjutan dan menguntungkan bagi semua pihak.
Kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri pariwisata, dan masyarakat lokal sangat penting untuk mengatasi isu over tourism dan kemacetan di Bali. Dengan bekerja sama, berbagai pihak dapat menemukan solusi yang efektif dan berkelanjutan untuk menjaga keindahan dan kelestarian Bali sebagai destinasi wisata unggulan.
Mengatasi over tourism dan kemacetan di Bali memerlukan kerjasama yang erat antara berbagai pihak. Dengan strategi yang tepat dan kolaborasi yang baik, Bali dapat terus menjadi destinasi wisata yang menarik dan berkelanjutan, tanpa mengorbankan kualitas hidup penduduk lokal dan kelestarian lingkungan.
Dengan demikian, upaya untuk menghindari over tourism dan mengatasi kemacetan di Bali harus menjadi prioritas bersama. Melalui kerjasama yang solid dan strategi yang efektif, Bali dapat terus menjadi surga wisata yang lestari dan nyaman bagi semua. (blt)
Posting Komentar untuk "Kolaborasi Hindari Over Tourism dan Atasi Kemacetan di Bali"