Ubah Batok Kelapa Jadi Produk Bernilai Ekonomi, Kelompok Wanita Desa Abang Karangasem Raih Juara I Kompetisi Pemberdayaan Perempuan se- Indonesia
Buletindewata.id, Karangasem - Dengan mengolah bafok buah kelapa menjadi produk yang bernilai ekonomi, kelompok perempuan Desa Abang Karangasem berhasil meraih juara pertama kompetisi pemberdayaan perempuan se-Indonesia.
Kelompok perempuan asal Desa Abang Karangasem ini mampu mengolah sisa sabut kelapa menjadi barang yang bernilai ekonomi. Dengan kreativitas dan kegigihannya, mereka berhasil meraih juara pertama kompetisi pemberdayaan perempuan Indonesia yang diselenggarakan oleh Bank BRI.
Ketua Kelompok Perempuan Sinar Mulya Abadi, Anak Agung Ayu Mahesarani Karang, mengatakan, sejak 2008 ia berupaya menggali potensi ekonomi negaranya. Upaya ini dilakukannya karena menyadari penderitaan warga kurang mampu secara ekonomi. “Kami gali potensi ibu-ibu yang tidak bekerja, ibu rumah tangga yang miskin dan tidak mempunyai sarana untuk meningkatkan perekonomian keluarga,” ujarnya, Sabtu(7/9).
Desa Abang yang memiliki potensi pohon kelapa banyak dimanfaatkan oleh penduduk setempat untuk membuat minyak kelapa., sedangkan batok kelapanya dicairkan. Di sisi lain, Ayu Mahesarani pernah melihat perajin Klungkung membuat kebe dan mangkok dari batok kelapa.
Kemudian muncullah ide membuat kerajinan tangan dari sisa batok kelapa.Batok kelapa yang dulunya dianggap limbah, kini disulap menjadi produk bernilai ekonomi tinggi oleh kelompok perempuan ini.
Tak hanya berhenti menciptakan produk keben dan bokor, kelompok perempuan ini juga bertemu dengan Bank BRI yang memberikan bantuan pelatihan untuk menciptakan produk lainnya. Tas, kantong permen, tempat kacang, buah, wadah air minum, ceret, mangkok, nampan pun tercipta yang juga banyak diminati di pasaran.
“Pelatihan yang diberikan Bank BRI sangat bermanfaat bagi kelompok kami, sehingga kami ingin lebih banyak memberikan pelatihan bagi anggota baru dan pelatihan produksi produk baru,” tuturnya.
Setelah berhasil menciptakan produk yang bernilai ekonomis, Ayu Mahesarani kebingungan dalam memasarkan produknya. Namun berkat berbagai upaya promosi yang dilakukan, satu per satu orang yang mau memasarkan produknya (resailler) berhasil membantu memasarkan produknya.
Hal ini membuat pemasaran menjadi cukup luas. Tidak hanya di Bali, tapi juga merambah pasar luar Bali bahkan luar negeri. Apalagi menjelang hari raya, permintaan perlengkapan upacara seperti cabana akan meningkat, terutama di pasar lokal.
Melihat apa yang dilakukakn AyuMahesarani turut memdorong para kaum ibu termotivasi untuk membuat kerajinan tangan. Menurutnya, dengan melakukan aktivitas pembuatan kerajinan tangan ini mampu membantu meringankan beban perekonomian banyak keluarga di Desa Abang.
“Ini semakin kita dorong. Jumlah anggota kelompoknya bertambah dari 26 menjadi 30 orang. Banyak yang tertarik melihat perjalanan kelompok perajin ini selama ini,” imbuhnya.
Selain pelatihan, kelompok juga sangat terbantu dengan bantuan alat produksi dan bantuan dari BRI senilai Rp70 juta. Selain itu, ia bersama anggota kelompoknya juga memanfaatkan fasilitas di KUR BRI.
Hery Noercahya, Regional CEO BRI Denpasar, menerangkan: pemberian bantuan beruoa peralatan produksi dan kepada kelompok perempuan Sinar Mulya Abadi merupakan salah satu upaya BRI dalam mendukung program pemberdayaan kaum perempuan, yang diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat dan melahirkan generasi baru dari embrio Usaha Miko Kecil dan Menengah (UMKM) yang baru.
“Kami berharap semakin banyak kelompok pemberdayaan perempuan yang bermunculan dan menjadi platform serta memberikan dampak ekonomi yang positif bagi perempuan dan keluarganya,” pungkas Hery. (blt)
Posting Komentar untuk "Ubah Batok Kelapa Jadi Produk Bernilai Ekonomi, Kelompok Wanita Desa Abang Karangasem Raih Juara I Kompetisi Pemberdayaan Perempuan se- Indonesia"