Antisipasi Serangan DBD, Rumah Warga di Kawasan Wisata Kuta Bali di Fogging

 

Buletindewata.id, Badung - Ratusan rumah warga di kawasan wisata Kuta Bali, dilakukan pengasapan (fogging) untuk mengantisipasi bahaya Demam Berdarah Dengue (DBD). Fogging tidak hanya menyasar rumah warga, tetapi juga di tiap - tiap sudut permukiman warga yang dinilai menjadi sarang nyamuk. 

Bendesa Adat Kuta, Komang Alit Ardana menerangkan, fogging merupakan kegiatan rutin yang dilakukan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Kuta berkolaborasi dengan seluruh Kepala Lingkungan, dan Kelian Banjar Adat untuk menekan kasus DBD.

"Fogging itu merupakan kegiatan rutin yang dilakukan LPM Kelurahan Kuta. Karena kebetulan kita di desa punya alat fogging dari CSR nya Angkasa Pura, itu tiang  berikan ke LPM untuk melakukan penyemprotan sesuai demgan program LPM yang dilakukan di seluruh lingkungan di Kelurahan Kuta, di Desa Adat Kuta," ujarnya.

Menurutnya, kegiatan fogging hingga saat ini sudah dilakukan di 13 lingkungan di seluruh Kelurahan Kuta. Fogging di kawasan wisata ini dilaksanakan, mengingat sudah ada  warga yang terserang DBD. 

"Kasus DBD satu, dua, sudah ada, tapi kita tidak mengharapkan itu. Antisipasi itu yang lebih penting tidak perlu menunggu kasus. Ya kita ingin bagaimana meski kasus tidak terjadi, tetapi program ini tetap jalan, " tuturnya.

Bendesa Adat Kuta, Komang Alit Ardana berharap warga maupun wwisatawan yang terganggu dengan kegiatan fogging ini bisa memakluminya karena hal ini dilakukan untuk mengantisipasi DBD. 

"Dalam hal ini kita juga mohon kepada krama dan juga kepada tamiu yang memang berkunjung ke Kuta untuk menyadari apa yang dilakukan program ini tujuannya adalah baik untuk kita semua. Siapa tahu ada yang terganggu dengan asap - asap itu, ya mohon dimaklumi karena ini program untuk antisipasi DBD", pungkasnya.

Usai dilakukan fogging, masyarakat Kuta tetap diimbau untuk menerapkan pola hidup sehat dan juga protokol kesehatan 3M pencegahan DBD, yakni menguras, mengubur, dan menutup genangan air. Hal ini mengingat masih adanya potensi terjadi hujan, pada peralihan musim hujan ke musim kemarau saat ini. (bud)