Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Siat Yeh di Banjar Teba Desa Adat Jimbaran, Jadi Tradisi Saat Ngembak Geni

 


Buletindewata.id, Badung - Warga Banjar Teba Desa Adat Jimbaran, Badung Bali, menggelar tradisi Siat Yeh (perang air) pada Hari Ngembak Geni, atau sehari usai Hari Suci Nyepi, Selasa (12/3). Tradisi ini mengandung filosofi penyucian diri menyambut Tahun Baru Saka 1946.

Tradisi Siat Yeh dimaknai sebagai tradisi yang mempertemukan dua sumber Tirta atau mata air di Desa Adat Jimbaran. Pertama sumber mata air pantai Segara yang berada di Barat, dan yang kedua di pantai Suwung atau air rawa yang berada di Timur.

Kata "Siat" yang berarti perang, mengandung makna bahwa pada hakekatnya manusia dalam kehidupan kesehariannya sebenarnya selalu berperang dengan dirinya sendiri, antara keinginan baik dan tidak baik. Sementara kata "Yeh" yang berarti air, mengandung pengertian sumber kehidupan manusia, dimana air harus selalu dijaga ketersediaannya dan dihormati.

Oleh karena itu, berdasarkan keyakinan masyarakat di Banjar Teba, Desa Adat Jimbaran, dengan menjaga kedua sumber air yang ada, baik di segara maupum di suwung maka masyarakat setempat bisa mendapat anugerah kemakmuran.

Tradisi unik Siat Yeh di Banjar Teba yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WTB) dari Kementerian Penididikan dan Kebudayaa Republik Indonesia, diikuti langsung Sekretaris Daerah Kabupaten Badung, I Wayan Adi Arnawa.

Posting Komentar untuk "Siat Yeh di Banjar Teba Desa Adat Jimbaran, Jadi Tradisi Saat Ngembak Geni"