Pertemuan SERCOM 3 dan Konferensi Gender BMKG di Bali, Bahas Dampak Perubahan Iklim
Buletindewata.id, Badung- Indonesia menjadi tuan rumah dari pertemuan The Third Session of The Commission for Weather, Climate, Water and Related Environmental Services and Applications (SERCOM -3) and The Gender Conference.
Dwikorita dalam sambutannya menyampaikan, tantangan paling menonjol yang dihadapi saat ini adalah dampak besar perubahan iklim terhadap lingkungan yang memiliki banyak bahaya. Meningkatnya frekuensi dan intensitas kejadian cuaca ekstrem menggarisbawahi pentingnya upaya kolektif dalam memahami dan memitigasi dampak perubahan iklim yang terus menerus.
Di era perubahan iklim ini, peran WMO, khususnya SERCOM, menjadi sangat penting. Sebagai komisi layanan WMO, SERCOM bertanggung jawab untuk memandu dan mengatur upaya untuk mempromosikan, mengembangkan, dan menerapkan layanan yang konsisten secara global, fokus pada pengguna, dan berkelanjutan dalam jangka panjang panjang panjang.
"BMKG dalam hal ini ingin mengambil bagian dan berkontribusi demi kebaikan masyarakat melalui peningkatan partisipasi dan peran kepemimpinan. Tujuan dari acara ini adalah untuk membahas dan menetapkan standar teknis dan kebijakan terkait layanan yang diberikan oleh Badan Meteorologi dan Hidrologi Nasional di seluruh dunia. Oleh karena itu, saya yakin forum yang dihadiri oleh para ahli dari seluruh dunia ini akan mampu menciptakan kolaborasi dalam mengembangkan metode, prosedur, teknik dan praktik standar,” katanya di BICC Nusa Dua, Senin (4/4).
Pertemuan SERCOM-3 diharapkan tidak hanya menginspirasi solusi inovatif dan mendorong kolaborasi, namun juga memicu komitmen global menuju pembangunan berkelanjutan dan ketahanan. Sesi pertemuan ini menawarkan kesempatan unik untuk menjembatani pertemuan, berbagi pengetahuan, dan meningkatkan tindakan dalam skala global.
“Saya mendorong masing-masing untuk terlibat, berdiskusi, dan berkolaborasi selama beberapa hari ke depan di Bali. Mari kita manfaatkan pertemuan ini untuk bertukar gagasan, menjalin kemitraan, dan menetapkan rencana yang dapat ditindaklanjuti yang akan membawa kita menuju dunia yang lebih berketahanan dan adil,” imbuhnya.
Pertemuan SERCOM yang diiikuti sebanyak 139 peserta dari 94 negara, juga membahas topik penting memgenai ketidakadilan iklim, khususnya dalam konteks gender. Dimana, perempuan dan komunitas yang terpinggirkan sering kali menanggung beban terbesar akibat perubahan iklim, padahal mereka hanya memberikan kontribusi paling kecil terhadap kejahatan.
“Merupakan tugas kita untuk mengakui kekeliruan ini dan berupaya mencapai solusi inklusif yang menjamin kesetaraan dan keadilan dalam aksi iklim kita. Harapannya, pada Hari Aksi Gender yang akan diselenggarakan pada tanggal 7 Maret 2024 bertepatan dengan Hari Perempuan Internasional, kita dapat berbagi pengetahuan dan memfasilitasi pertukaran dalam mempromosikan Kesetaraan Gender serta Pemberdayaan dan Kepemimpinan Perempuan melalui Semua Inisiatif Peringatan Dini,” tutupnya. (bud)
Posting Komentar untuk "Pertemuan SERCOM 3 dan Konferensi Gender BMKG di Bali, Bahas Dampak Perubahan Iklim "