Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mudahnya Wisata ke Pulau Jeju-Korea Selatan 6 Hari 5 Malam

 

Mudahnya Wisata ke Pulau Jeju-Korea Selatan 6 Hari 5 Malam

Buletindewata.id, Denpasar - Pulau Jeju yang terletak di Korea Selatan semakin menarik untuk dikunjungi saat musim semi pada Maret-Mei. Sebab, bunga canola yang berwarna kuning cerah serta bunga sakura bermekaran pada musim tersebut. Disamping itu cuaca pun sangat bersahabat dikisaran 11 derajat. Udara yang sejuk membuat perjalanan terasa lebih nyaman. 

Selama 6 hari 5 malam pengalaman berwisata di pulau yang dikenal dengan batu vulkanik, penyelam wanita dan angin ini memberikan kesan perjalanan tidak terlupakan. Jeju merupakan salah satu alternatif mengunjungi Negara Korea Selatan jika tidak ingin repot untuk mengurus visa. Pemerintah setempat memberikan bebas visa untuk Warga Negara Indonesia (WNI) dan beberapa negara lainnya. Bebas visa ini berlaku hanya untuk di wilayah Jeju. Sedangkan untuk mengunjungi provinsi lainnya di Korea Selatan, pemegang paspor Indonesia harus memiliki visa. Bahkan akses penerbangan menuju pulau romantis itu dari Denpasar, Bali cukup mudah. 

Setelah maskapai AirAsia membuka penerbangan Denpasar transit di Kuala Lumpur ke Jeju, banyak yang memanfaatkan rute tersebut. Jika berkunjung ke Jeju pada musim semi sebaiknya siapkan pakaian hangat karena cuaca masih terasa dingin. Bagi pelancong mandiri alias tanpa bantuan travel agent, berdasarkan pengalaman saya mesti menyiapkan tiket balik, bukti booking kamar hotel, obat-obatan, minyak hangat, itinerary, sejumlah uang yang dihitung Rp 1 juta rupiah per hari karena biaya hidup terutama untuk makanan di Negeri Ginseng itu termasuk mahal. 

Ada banyak hal bisa dilakukan di Jeju terutama mengunjungi peninggalan sejarah salah satunya Paviliun Gwandeokjeong, wisata alam, kuliner di pasar-pasar bahkan menikmati daging babi hitam khas Jeju maupun belanja kosmetik di mall bawah tanah. Harga tiket dari Denpasar ke Jeju saat itu Rp 3.667.000 per orang pergi pulang (PP) tanpa bagasi.

Keberangkatan dari Denpasar pada Rabu 27 Februari 2019 pukul 21.55 Wita dan tiba di Kuala Lumpur Kamis 28 Februari pukul 00.50 waktu setempat. Di Kuala Lumpur International Airport 2 (KLIA2) menunggu penerbangan ke Jeju selama 7 jam. Saat itu memutuskan untuk keluar imigrasi dan istirahat sembari makan di area terminal kedatangan KLIA2. Meski dini hari tapi beberapa tenant makanan dan minuman di luar pintu kedatangan masih banyak yang buka melayani penumpang. 

Pukul 08.00 waktu Kuala Lumpur pesawat lepas landas menuju Jeju dengan menggunakan pesawat berbadan lebar. Ketika itu kursi pesawat hampir penuh mengingat begitu antusiasnya warga dari sejumlah negara berkunjung ke Jeju. Kemudian pukul 15.00 waktu Jeju, Korea Selatan pesawat mendarat di Bandara Internasional Jeju dengan nyaman. 

Setelah mendarat, penumpang langsung diarahkan menuju konter imigrasi. Saat itu saya menghadapi masalah di imigrasi. Tepatnya bukan saya yang bermasalah tapi paspor saya yang tidak bisa discan oleh petugas imigrasi. Hal ini baru kali pertama saya alami padahal sebelumnya telah mengunjungi sejumlah negara dan paspor lama lancar-lancar saja saat proses imigrasi. Apa mungkin karena paspor yang saya gunakan ini baru diperpanjang Oktober 2018 lalu. Tetapi di imigrasi Malaysia saat transit tidak ada masalah. Proses scan berjalan lancar. 

Paspor WNI teman seperjalanan saya tidak menghadapi kendala seperti yang saya alami. Petugas imigrasi Jeju pun langsung mengajukan beberapa pertanyaan kepada saya. Pertanyaan pertama, sampai kapan tinggal di Jeju. Saya langsung menyodorkan tiket pulang. Selanjutnya, kamu datang ke Jeju tujuannya apa? apakah ikut paket tur? Saya jawab datang berdua tidak ikut rombongan tur.

Selanjutnya apakah anda bekerja?. Pertanyaan berikutnya di mana anda tinggal selama di Jeju?. Saya pun menyodorkan print out bukti pemesanan kamar hotel selama di Jeju. Akhirnya paspor saya pun diisi cap izin masuk ke Jeju. Namun tetap belum diperbolehkan keluar dari imigrasi. Dengan perasaan tenang saya diminta pindah ke konter sebelah karena petugas tersebut tidak mampu menangani problem paspor saya. 

Setelah itu petugas di konter sebelahnya pun tidak berhasil scan paspor saya. Lantas saya digiring ke ruangan imigrasi dan saya pun tertahan hampir satu jam. Di ruangan tersebut dilengkapi toilet wanita dan laki-laki serta tersedia air minum. Entah beberapa kali saya mengambil air minum supaya lebih tenang. Salutnya internet di Bandara Jeju cukup kencang makanya saya bisa menghubungi teman seperjalanan saya dengan memberitahu jika saya masih di tahan di ruangan imigrasi. 

Saat itu saya di dalam ruangan imigrasi dengan beberapa orang dari Filipina dan negara lain. Petugas langsung menyerahkan selembaran pernyataan yang harus saya isi. Pertanyaan tersebut saya jawab apa adanya. Adapun pertanyaan yang saya ingat: Tujuan kedatangan ke Jeju?. Alamat tinggal di Jeju dan di negara asal. Berapa lama tinggal di Jeju. Apakah ada sponsor atau teman dan keluarga di Jeju. Apa pekerjaan anda dan berapa uang yang dihasilkan. Apakah ada ancaman di negara anda dan pertanyaan lainnya yang tidak bisa saya ingat. 

Setelah itu petugas imigrasi wanita mendekati saya menanyakan nomor telepon hotel yang telah saya pesan sebelum berangkat ke Jeju melalui situs booking hotel online. Dari luar ruangan saya mendengar petugas bersangkutan menelepon pihak hotel untuk mengkonfirmasi apakah benar saya akan tinggal di hotel tersebut. Lantas petugas itu kembali mendatangi saya meminta masuk ke ruangan untuk kembali mencoba memproses izin masuk Jeju. Petugas pun meminta saya menuliskan nama lengkap dan tanggal lahir suami. 

Kemudian petugas sepertinya mulai mencari-cari data saya. Petugas berkata kepada saya jika paspor saya bermasalah tidak bisa discan. Entah kenapa saya tiba-tiba memberitahu petugas dan menunjukkan bahwa saya juga membawa paspor yang lama. Setelah menunggu beberapa menit akhirnya dengan senyum yang ramah dan sopan, 2 orang petugas imigrasi wanita mempersilahkan saya untuk keluar imigrasi dan mengizinkan saya memasuki Jeju. 

Saya pun langsung bergegas berjalan menuju keluar terminal kedatangan. Saya langsung menuju minimarket GS25 di area terminal kedatangan untuk membeli T-money (kartu uang elektronik berfungsi untuk membayar bus). Setelah itu, menunggu bus umum di bus stop yang berada di luar bandara untuk menuju hotel di kawasan Jeju City. Tiba di hotel langsung check in, kemudian jalan-jalan ke mall bawah tanah (Jungang Shopping Mall) sembari makan malam dan ke pasar ikan (Dongmun Market). Suasana pun cukup ramai. Di Dongmun Market, setiap malam hari dipenuhi warga yang berbelanja kebutuhan pokok seperti ikan, daging babi dan sayuran juga aneka lauk yang sudah matang. 

Hari kedua di Jeju kami sarapan di GS25 dekat hotel. Kemudian naik bus mengunjung spot bunga canola searah dengan Seongsan Ilchubong. Bersyukur waktu itu cuaca mendukung, sinar matahari cerah namun tetap terasa dingin. Pemandangan alam di sini sangat cantik dan pengunjung bisa berinteraksi dengan penyelam wanita pencari abalon. Saya tidak kuat untuk mendaki dan memutuskan hanya duduk dan foto-foto. Di sekitar objek wisata ini banyak terdapat kedai makanan untuk santap siang yang menawarkan aneka olahan seafood. 

Selanjutnya menuju Jeju Folk Village Museum yang merupakan tempat shooting drama Dae Jung Geum. Di sini pengunjung dimanjakan dengan bangunan-bangunan rumah tradisional penduduk Jeju pada masa lampau. Suasana pun semakin haru ketika mendengar lagu-lagu drama Dae Jung Geum. Kami pun kemudian menuju Seongeup Folk Village menaiki bus yang jaraknya sangat dekat dengan Jeju Folk Village Museum. Di desa tersebut pengunjung dapat melihat rumah-rumah tradisional yang ditempati penduduk setempat. Berada di Desa Seongeup seakan-akan kembali ke masa lampau. Saat itu suasana terlihat sepi mungkin karena cuaca yang cukup dingin dan menjelang malam.

Hari ketiga di Pulau Jeju foto-foto dan menikmati suasana di sekitar hotel sembari berjalan menuju Dongmun Market.

Tepat pukul 09.00 waktu Jeju suasana di jalan masih sepi. Di Dongmun Market mulai menjelajah makanan khas Negeri Ginseng yang dijual di pasar seperti kue beras pedas (tteokbokki) dan membeli oleh-oleh camilan Jeju diantaranya permen & jelly jeruk Jeju serta olahan ginseng. Seporsi tteokbokki dijual 3.000 Won. Kebetulan ahjumma yang jualan kue beras ini bisa Bahasa Inggris. Kemudian lanjut ke bus stop di sekitar Dongmun Market menuju Five Days Market dilanjutkan ke Cheonjeyeon Waterfall. Kemudian ke Gwandeokjeong Paviliun di dekat hotel tempat menginap. Beberapa pohon sakura pun sudah bermekaran di halaman paviliun tempat Gubernur Jeju memerintah pada zaman kerajaan. 

Hari keempat di Jeju, setelah sarapan mie instan dan gimbap di GS25 berkunjung ke pantai yang ada batu kepala naga (dragon rock). Lokasinya sekitar 1 kilometer dari hotel. Menuju tempat itu dengan berjalan kaki sambil melihat-lihat aktivitas warga lokal di pagi hari. Meski masih pagi dan udara tetap dingin, pengunjung di Batu Kepala Naga sangat ramai mulai dari orang-orang Korea dari berbagai provinsi, wisatawan Tiongkok dan Thailand. Mereka saling bergantian berfoto dengan latarbelakang batu yang menyerupai kepala naga. 

Setelah puas berfoto, kami berjalan kaki menuju stasiun bus menuju ke pantai yang ada 2 bangunan mercusuar berbentuk kuda yaitu berwarna merah dan putih. Kemudian jalan kaki ke Iho Tewoo Beach yang lokasinya berada di sebelah pantai mercusuar kuda. Perjalanan selanjutnya naik bus umum menuju Jeju Museum of Art, Jeju Love Land Museum dan Mysterious Road yang lokasinya bersebelahan. Petualangan selanjutnya dengan bus umum menuju Osulloc Tea Museum, jalur bus ini melewati Jeju Shinhwa World. Setelah mencoba ice cream green tea di Osulloc Tea Museum, kami kembali ke Jeju Intercity Terminal. Selanjutnya makan malam menu ayam goreng ala drama Korea dan minum soju di dekat hotel. 

Hari kelima seperti biasa untuk menghemat waktu, tetap memilih sarapan di GS25. Kemudian kami jalan-jalan menikmati suasana di pusat Kota Jeju mengunjungi Shilla Duty Free, Lotte Duty Free, E Mart Mall juga bersantai di taman dan di pedestrian sembari melihat-lihat deretan toko yang menjual pakaian serta kosmetik Korea. Selanjutnya kembali ke area hotel jalan-jalan di Chilsungro Shopping Town dan makan malam menu grilled pork belly khas Korea di Black Pork Street seharga 29.000 Won untuk 2 orang. Kemudian kembali ke Dongmun Market membeli oleh-oleh camilan. 

Hari keenam check out hotel dan sarapan di GS25. Kemudian jalan-jalan ke pantai menikmati suasana pagi melewati Chilsungro Shopping Town dan Black Pork Street. Saat perjalanan ke pantai, foto-foto sebentar di taman yang ada sungai plus jembatan. Suasana pun terlihat menarik dihiasi pohon-pohon sakura yang bunganya belum mekar. Setelah foto-foto di pantai lanjut ke stasiun bus untuk menuju Bandara Internasional Jeju. Perjalanan sekitar 15 menit akhirnya tiba di bandara menunggu keberangkatan kembali ke Kuala Lumpur. 

Selama berwisata di Pulau Jeju banyak pengalaman yang berkesan mulai dari keramahan penduduk lokal meskipun jarang yang bisa berbahasa Inggris. Kami pun merasa aman dan nyaman karena kondisi lingkungan di Pulau Jeju cukup bersih. Terkait toilet pun tidak ada masalah. Disetiap tempat umum seperti taman dan pasar semua dilengkapi toilet. Begitu pun toilet umum di pasar-pasar, di taman juga bersih serta terawat dilengkapi tisu dan plastik pembungkus pembalut bekas. 

Makanan khas Korea dapat diterima bagi orang Indonesia. Kendati harga makanan berat tergolong mahal mulai 6.500 Won per porsi atau sekitar Rp 77 ribu dihitung @Rp 12.90/Won. Namun harga kosmetik di pulau ini cukup murah. Akses transportasi dengan menggunakan bus sangat mudah karena menghubungkan perkotaan hingga ke pelosok desa. Untuk mengetahui jadwal dan rute bus, kami menggunakan aplikasi Kakaobus. Aplikasi ini sangat akurat dan memudahkan pelancong mandiri seperti kami yang tidak memiliki bekal Bahasa Korea (Hangul). 

Biaya yang dihabiskan selama 6 hari 5 malam cukup terjangkau walau telah mencoba berbagai makanan. Tarif kamar hotel bintang 3 di area Jeju City selama 6 hari 5 malam untuk 2 orang 189.222 Won atau sekitar Rp 2,3 juta. Saat tiba di Bandara Jeju menukar uang 550 $US ke Won. Di Bali agak susah mendapatkan Won, maka alternatifnya menukar Rupiah ke $US. Nilai tukar Rupiah ke $US rate di Bali 1$US=Rp 14.075. Secara keseluruhan biaya hidup untuk 2 orang di Jeju 550$US×Rp 14.075= Rp 7.741.250 termasuk hotel, transportasi selama di Jeju, makanan & minuman, oleh-oleh. Pengeluaran ini belum termasuk tiket pesawat, makanan di dalam pesawat dan biaya selama transit di Kuala Lumpur. (jae)

Posting Komentar untuk "Mudahnya Wisata ke Pulau Jeju-Korea Selatan 6 Hari 5 Malam"